
Belang mulai frustasi "ah! hilang juga tidak apa-apa, nanti juga dibelikan lagi sama Ayah" katanya dalam hati. Cahaya matahari yang mulai redup membuat suasana kebun yang rindang semakin menakutkan. Belang mulai panik, dia berlari kesana kemari berharap menemukan jalan pulang. Tapi apa daya kebun yang rindang sudah gelap gulita, bahkan dia tidak bisa melihat telapak kakinya sendiri. Belang mulai berteriak "Ayyaaahhh!! Ibuuu!! Ayyyaaahhh!! Ibbuuu!!" namun tidak ada yang menjawab.
Belang mulai terisak, dia mencari perlindungan di pohon terdekat. Sambil duduk jongkok dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Huhuhuhuhuhuuu bagaimana aku bisa pulang?". Tiba-tiba kakinya menyentuh sesuatu, Belang terperanjat dan lompat menjauh, ternyata itu bola kuning. Dia senang bisa menemukan bola kesayangannya, tapi dia belum bisa pulang.
Dari kejauhan muncul kilatan-kilatan cahaya. "Belaangg..Bellanngg" teriak suara itu. Belang kenal suaranya..itu Ayah dan Ibu!! Belang langsung berlari menghampiri cahaya tersebut dan langsung memeluk Ayahnya. "Aku tersesaaatt" kata Belang sambil terbata-bata. "Sudah..sudah, jangan menangis lagi, ayo sekarang pulang"
Begitu sampai rumah, Belang langsung mandi tidak lupa dia membersihkan tanah yang menempel pada bola kuning. Ibu sudah menyiapkan makan malam yang enak, ada ayam bakar dan susu hangat kesukaan Belang. Dalam hati Belang berjanji tidak akan menyusahkan kedua orang tuannya lagi, dan juga tidak akan melemparkan bola kuning keras-keras agar tidak hilang.
~FIN~
Sirkus Keliling